Pembina mata kuliah : Prof. Soli Abimanyu, M.Sc
sumber : Aliran Baru
A. Arti
Istilah Proyek
Itilah proyek memiliki beberapa arti :
1. Menurut
kamus proyek berasal dari bahasa latin yang berarti :
maksud, rencana. Membuat atau menentukan
suatu masalah yang berarti guru dan murid membuat rencana seputar masalah itu,
yakni apa yang akan dilaksanakan : dipelajari, dibuat,diamati, diselidiki,
ditinjau, dikumpulkan, didramatisir dan akhirnya dipamerkan kepada orang tua
murid.
2. Sesuai dengan
arti di atas proyek dapat dituturkan sebagai penjadian suatu kesulitan, atau
problem, sebab menghadapkan suatu masalah kepada murid, mengakibatkan timbulnya
berbagai soal diantaranya :
-
Mengenai apakah masalah itu?
-
Apa yang harus kita mengerti berhubungan
dengan masalah itu?
-
Apa yang penting dan apa yang kurang penting?
-
Bagaimana kita akan melaksankan rencana
itu?
-
Alat apakah yang kita miliki?
-
Buku apakah yang dapat kita pakai sebagai sumber?
2. Proyek
adalah suatu pengajaran atau suatu cara guru menjadikan pengajaran agar murid
mengolahnya sendiri, yakni murid dibangkitkan
semangatnya untuk akti, bekerja sendiri, dan berkelompok, menyelidiki,
memikirkan dan sebagainya.
B. Macam-macam
Proyek
Disekolah tampa
pengajaran proyek, mata pengajaran diberikan secara terpisah-pisah dengan jam
tertentu untuk suatu pelajaran. Setiap mata pelajaran menempuh jalannya
sendiri-sendiri. Juga mempunyai buku, metode dan tujuannya sendiri. Cara
memberikan pelajaran semacam itu sama sekali tidak salah. Namun ada baiknya
setiap pelajaran menggunakan metode sendiri.
|
1. Proyek
total
Cara mengajar yang sama
sekali berlainan dengan yang tersebut di atas ialah hilangnya mata pengajaran-pengajaran
yang berdiri sendiri-sendiri dan seluruhnya diberikan secara proyek. Artinya
setiap mata pelajaran bersangkut paut satu sama lain.
Mata pelajaran yang berdiri sendiri
tidak ada. Pengajaran semacam ini dinamakan Gesamtunterricht, totalitett, dan
pengajaran pusat perhatian.
Cara seperti ini memiliki berbagai kekurangan :
-
Karena pengajaran selalu diberikan
secara itu saja, minat anak lambat laun menjadi kendur, dan akhirnya hilang
sama sekali.
-
Pengajaran proyek membutuhkan keaktifan
anak yang sungguh-sungguh sehingga anak menjadi lesuh.
-
Beberapa mata pelajaran kurang mendapat
perhatian, misalnya. Berhitung, dan sebagainya.
2. Proyek
okasionil.
Karena
kedua cara itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka dipadukan, dalam pengajaran
proyek okasionil pengajaran bahasa, menghitung, menjanji, dan gerak badan
selalu diberikan secara lama. Mata pengajaran lainnya diberikan dalam bentuk
proyek pada waktu-waktu tertentu, misalnya sekali dalam tiap triwulan. Jika
tidak ada pengajaran proyek segala sesuatu berjalan seperti biasa secara lama. Perhatian
dan keaktifan akan selalu ada, karena pengajaran proyek okasionil merupakan
suatu yang keluar dari kebiasaan sehari-hari, dan menjadi suatu selingan yang
menyenagkan.
a) Masalah
atau pokok. Merupakan tujuan yang menentukan segala pekerjaan nanti dan pula
membimbing fikiran kita kearah itu. Pokok itu juga yang menjadi pusat, yang
harus ditunjang dari berbagai sudut. Misalnya guru telah menentukan sebagai
masalah: kesehatan kita. Maka dibuatkan rencana apa yang akan diuraikan sekitar
masalah itu, setelah pokok itu ditinjau dari berbagai sudut maka timbullah
berbagai rencana pertama yakni kesehatan badan, kesehatan rumah, kesehatan
sekolah.
Dengan
uraian tersebut maka sudah ada gambaran yang lebih jelas mengenai prihal yang
akan dilaksanakan. Berhubung dengan pentinngnya masalah itu, maka guru
memperhatikan beberapa faktor diantaranya :
-
Masalah harus mendapat perhatian anak.
-
Masalah hendaknya sesuai dengan umur dan
tingkatan kemajuan anak dalam pelajaran.
-
Masalah hendaknya disesuaikan dengan
lingkungan anak.
-
Masalah hendakknya dihubungkan dengan
masalah actual.
-
Masalah dapat diambbil dari berbagai
mata pengajaran.
C. Jalan
Pengajaran
Langkah dalam pengajaran proyek dapat berupa sebagai
berikut :
1. Persiapan,
Setelah menentukan masalah bersama guru
dan murid, berhubungan dengan minat anak yang timbul dalam pengajaran maka
pertama guru membuat persiapan untuk segala sesuatu yang akan dijalankan dalam
pengajaran proyek yang akan datang, maka yang harus diperhatikan adalah :
-
Pelajaran klasikal lisan yang masih akan
diberikan, dimana guru memberi mata-mata pengajaran yang dihubungkan dengan
pokok-pokok tersebut.
-
Pelajaran klasikal tertulis, untuk
memperdalam hal-hal yang telah dibicarakan
-
Tugas-tugas yang harus dikerjakan anak
secara berkelompok dan secara perorangan.
-
Menetapkan jumlah jam yang akan dipakai
untuk memberikan pekerjaan bebas, yakni pekerjaan yang tidak ditugaskan oleh
guru dimana anak dapat memilih sendiri.
-
Menentukan jumlah perjalanan sekolah
yang harus dibuat, misalnya menamati, menyelidiki, dan mempelajari.
-
Pameran yang akan diadakan. Untuk
menarik perhatian orangtua yang telah membantu terlaksananya pengajaran proyek,
maka perlu dipamerkan hasil dari beberapa pengajaran proyek, misalnya pada
akhir tahun.
-
Guru juga harus menyelidiki, menyiapkan
alat pengajaran, buku yang dapat digunakan oleh anak dan mencantumkannya dalam
tugas anak .
2. Pendahuluan.
Selelah persiapan selesai, guru
mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan kelasnya. Pembicaraan itu dilakukan
kira-kira seminggu sebelum anak melaksanakan tugas, bentuknya berupa tanya
jawab yang bertujuan menyelediki apa saja yang sudah dimengerti anak. Sambil
bertanya jawab, guru mencatat segala sesuatu yang penting di papan tulis secara
bagan,sehingga rencana dapat terlihat oleh murid.
Tinggal sekarang menentukan pokok-pokok
yang akan dipakai untuk dikerjakan bersama sama dan diselesaikan secara
perseorangan. Pokok yang bersifat pengetahuan, dipakai untuk tugas kelompok.
Dalam hal ini anak diberi kemerdekaan memilih sendiri bahan yang akan
dikerjakan dan juga memilih temannya sendiri untuk membentuk satu kelompok.
Disini murid memiliki tugas diantaranya :
-
Bersama sama anak lain mempelajari suatu
pokok.
-
Bersama-sama atau perseorangan membuat sesuatu
misalnya pekerjaan tangan dan
sebagainya.
-
Membuat dan mempelajari sesuatu secara
bebas.
Dalam seminggu sebelum
anak mulai bekerja murid-murid boleh menyiapkan dan merundingkan segala
sesuatu. Guru menyiapkan tugas-tugas berdasarkan kesanggupan murid, dan
menyiapkan segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan anak.
3. Perjalanan
sekolah.
Bersama-sama dapat dikerjakan selama
seminggu atau pada waktu yang lain. Beberapa peringatan perlu diberikan :
-
Perjalanan seko,ah bukan untuk bersenan-senang,
maka mereka harus menggunakan dengan baik dalam mengamati sesuatu dengan benar.
-
Agar tidak ada suatu hal yang penting
terlupakan, mereka harus membawa buku catatan.
-
Menjaga prilaku masing-masing ,agar
tidak ada orang lain yang terganggu.
4. Pengolahan.
Teratur tidaknya muri-murid bekerja
menolah masalahnya banyak tergantung pada kebijaksanaan dan kecakapan guru menyelenggarakan sesuatu, agar tidak terjadi
kekacauan maka terlebih dahulu diberikan pekerjaan klasikal dikelas. Guru
memanggil satu rombongan dan diberi tugas tertulis dan diterangkan hal-hal yang
belum dimengerti disuruh bekerja bersama-sama menunaikan tugas. Hal yang
perlujuga dperhatikan adalah:
-
Tempat, dimana murid memilih tempatnya
sendiri untuk bekerja
-
Guru, pekerjaan guru hanya memberikan
pertolongan jika dibutuhkan.
-
Ketertiban, ialah ketertiban
sesungguhnya, seperti juga dalam ruang kerja orang dewasa.
-
Murid, mereka harus membaca buku, membuat
catatan ringkas mengenai intisari yang mereka baca, menyimpulkan suatu karangan
dengan bersama, hasil karya dibingkai dengan gambaran, peta, bagan dan
sebagaianya.
-
Buku proyek, segala sesuatu itu jika
mungkin dimasukkan didalam buku proyek masing-masing, buku tersebut akhirnya
memberikan gambaran tentang hasil dari pekerjaannya dan tidak boleh ada yang
sama.
5. Pameran,
Jika tugas telah selesai, dihias,
bermacam benda sudah dibuat. Maka dapat dipamerkan di dalam kelas, di kelas
lain bahkan disekolah lain. Dan oran tua dipersilahkan untuk melihatnya.
Pameran dapat dilaksanan diakhir tahun atau pada pertemuan dengan orang tua.
D. Penghargaan
1. Kebaikan,
ditinjau dari sudut pendidikan.
-
Pengajaran proyek adalah suatu bentuk
pengajaran yang baik untuk membangkitkan semangat anak agar aktif dan memberi
kesempatan untuk mendidik dan mengembangkan diri.
-
Anak mendapat kesempatan bekerja
bersama-sama yang bermanfaat dalam pendidikan sosial.
-
Anak belajar hidup bermasyarakat.
-
Anak dididik untuk bertanggung jawab
atas tugas yang diberikan.
-
Anak dididik berbuat tertib yang
sewajarnya dalam hal budi pekerti.
Jadi secara umum
dapat dikatakan bahwa pengajaran proyek itu guru berusaha melenyapkan
pengajaran yang bersifat intelektuastis untuk memberikan pendidikan yang
harmonis baik materil, moril dan fungionil.
2. Ditinjau
dari sudut didaktik
-
Murid belajar berfikir dan mengalami
proses berfikir secara kanak-kanak. Soal-soal dan kesulitan yang timbul pada
pekerjaan proyek itu adalah sewajarnya, bukan paksaan orang lain.
-
Murid dilatih belajar yang sesungguhnya
sebab mereka mengumpulkan sendiri semua alat yang dibutuhkan
-
Pengetahuan yang mereka pelajari dan di
miliki dapat digunakan (pengetahuan fungsional)
-
Semua sifat-sifat didaktif dapat
dilaksanakan sebaik-baiknya (menarik perhatian, membangkitkan keaktifan,
meragakan dan sebagainya;)
-
Kepada anakdapat diberikan pekerjaan
yang bersifat individual.
3. Kekurangan,
pada pengajaran proyek terdapat beberapa kekurangan diantaranya :
-
Setiap mata pelajaran mempunyai
keksulitannya sendiri pada waktu mengajarkannya. Itu sukar dipraktekkan dalam
pengajaran proyek total, pengajaran proyek orisinil lebih baik dipraktekkan.
-
Ada gejala bahwa segala sesuatu menjadi
terlalu luas, karena pada hakekatnya pengetahuan itu saling berhubungan-
-
Sukar memilih pokok proyek yang tepat.
-
Hasil pengajaran proyek bergantung
banyak dari kecakapan guru untuk menyelenggarakan sesuatu.
-
Menyiapkan tugas bukan suatu pekerjaan
yang mudah.
E. Contoh Suatu Pengajaran Proyek.
Berikut ini diberikan suatu contoh
pengajaran proyek yang disusun secara bebas dengan memakai pedoman buku (pohon
enau) oleh T.L Groenendijk dan di Indonesiakan oleh S. Nasution.
1. Persiapan.
Guru meilih suatu pokok yaitu pohon
enau:
a. Ia
meninjau pohon enau dari sudut ilmu hajat untuk memperluas pengetahuaannyadan
dipelajari dari berbagai buku tentang pohon enau. Misalnya pohon enau temasuk
suku palem, tumbuh hingga 4000 kaki, daunya tidak teratur dan sebagainya. Dari
ilmu hajat diketahui bagian-bagian pohon yang diuraikan lebih lanjut, juga cara
pohon itu berkembang biak.
b. Guru
meninjau pohon tersebut dari segi ekonomi, ternyata bagian pohon tersebut dapat
digunakan untuk mata pencaharian ekonomi. Misalnya: akar pohon bisa menjadi
serabut dan dijadikan keranjang, batangnya sebagai bahan kayu untuk membuat
rumah, daunnya digunakan bahan untuk rokok dan sebagainya.
c. Guru
mempelajari cara pembuatan sagu, gula, tuak dan sebagainya.
d. Guru
mengumpulkan buku dan majalah dan alat lain yang mungkin bisa dipergunakan
murid.
e. Guru
mencari cerita yang berhubungan dengan pohon enau.
f. Guru
meninjau kesuatu tempat yang memiliki pohon enau dan bercerita dengan empunya
dan memimta izin untuk bisa diamati oleh murid.
g. Guru
menyusun daftar pelajaran dan dan memikirkan bermacam macam tugas untuk
perorangan dan kelompok.
h. Guru
memikirkan bermacam pelajaran untuk menguhubungkan dengan proyek tersebut.
2. Pendahuluan.
Didalam kelas pada pelajaran ilmu hajat
guru bercakap-cakap dengan murid untuk membangkitkan minat anak. Setelah itu
guru menyuruh kepada anak segala sesuatu yang akan dipamerkan berkenaan dengan
pohon enau.
a.
Barang-barang buatan anak sebagai
keseorangan dan sebagai hasil pekerjaan rombongan.
b.
Gambar-gambar buatan anak sendiri atau
buatan rombongan.
c.
mengumpulkan gambar-gambar dari Koran
dan majalah.
d.
Mengumpulkan alat-alat pembuat
bermacam-macam nira,sagu, tali dan sebagainya.
e.
Mengumpulkan barang alat rumah tangga
yang terbuat dari pohon enau.
f.
Makanan dan minuman yang berasal dari
pohon enau.
g.
Pohon enau kecil.
h.
Buku proyek sebagai kumpulan pekerjaan
murid.
Setelah itu guru memberitahukan bahwa
kelas akan mengadakan perjalanan sekolah kesebuah pohon enau, tentu anak-anak
berlomba mengusulkan untuk mengunjungi suatu tempat yang telah mereka ketahui
pohon enaunya.
3. Perjalanan
sekolah
Sebelum perjalanan itu dimulai guru
meningatkan apa saja yang harus diperhatikan oleh murid, setelah sampai ditempat
yang dituju anak mengamati dengan seksama. Guru disini tidak memberi pelajaran,
melainkan hanya memberi petunjuk apa-apa yang harus diperhatikan. Setelah itu
murid bertanya jawab kepada pemilik pohon seputar pohon enau baik dari tinjauan
ilmu hajat maupun ekonominya.
4. Kembali
di kelas.
Pada waktu pulang, telah terlihat adanya
bermacam-macam sikap anak. Guru mengamatinya ada yang bercerita tentan apa yang
dilihatnya, bertanya, ada yang diam saja yang menandakan bahwa kelas hidup.
Guru memberikan kesempatan untuk bertanya dan bercerita. Setelah itu guru memberitahukan
untuk menyiapkan pameran, buku proyek akan dibagikandan mengisi seputar pohon
enau berupa gambar, grafik, cerita, catatan dan sebagainya. Daftar pertanyaan
dapat berupa : Berapa umur pohon enau?, pada umur berapa pohon bisa diambil
buahnya? Bagaimana cara mengelola pohon enau? Berapa harga pohom enau? Dan
sebagainya. Setelah itu soal dbagi dalam
beberap kelompok dimana mereka memilih ketua kelompok masing-masing dan dan dikerjakan
secara bersama-sama.
5. Buku
proyek.
selanjutnya guru membagi buku proyek
yang harus diisi sesuai hasil penyelidikan. Buku tersebut berupa
lembaran-lembaran yang bisa disatukan dalm satu buku. Kita bisa menyimpulkan
apa yang bisa diisi dari buku tersebut :
a.
Karangan mengenai percakapan dengan
pemilik pohon.
b.
Hasil pekerjaan rombongan
c.
Hasil tugas yang diberikan kepada anak
sesudah pelajaran klasikal (bahasa, ilmu bumi, berhitung dan sebagainya)
d.
Cerita atau karangan pendek tentang
pohon enau.
e.
Penjelasan penjelasan tambahan (grafik,
gambar dan sebagainya)
Pada akhir pengajaran proyek buku itu
disimpan untuk kegiatan pameran, pada akhir tahun buku tersebut dikembalikan
kepada anak.
F. Pelaksanaan.
Tibalah anak
melaksanakan tugasnya , daftar pelajaran yan biasanya dipakai oleh guru,
sekarang diubah dan disesuaikan dengan pengajaran proyek. Karena hanya sebagian
yang diproyekkan maka cara ini dinamakan pengajaran proyek okasionil partisiil.
Pelajaran
klasikal. Bahwa masih ada dan berlangsung seperti biasa, juga berbagai macam
pengajaran. Dalam pengajaran klasikan diusahakan guru agar sedapat mungkin
berhubungan dengan pokok proyek, jika tidak ada hubungan maka tidak perlu
dipaksakan. Seletah pelajaran klasikal, kemudian diberikan tugas, berikut
beberapa hubungan dengan pengajaran lain : Hubungan dengan bahasa, ilmu bumi, ilmu
hajat, sejarah, berhitung,
-
Bekerja untuk proyek, jika dalam daftar
pelajaran tersebut tertera pekerjaan proyek maka anak bebas memilih
pekerjaannya. Tetapi terlebih dahulu telah diatur oleh guru.
-
Tempat bekerja, murid bebas memilih
tempat untuk bekerja, diluar maupun di dalam kelas.
-
Tata tertib, guru memberikan ruang kerja
yang hidup tetapi harus memperhatikan ketertiban.
-
Menyelesaikan pekerjaan rombongan,
sebelum pekerjaan diakhiri, maka sebelumnya didiskusikan dengan ketua kelompok
untuk penyempurnaan jika masih terdapat kekurangan.
Didalam jam pelajaran tertentu. Akhirnya
diadakan diskusi antar anggota rombongan dengan murid-murid lain.
G. Pameran.
Setelah semua telah rampung, maka
waktunya mempersiapkan pameran. Kelas merupakan suatu masyarakat yang harus
bekerja sama untuk suatu tujuan demi kepentingan bersama. Maka hal yang harus
dipersiapkan:
-
Ruangan diatur menjadi ruangan pameran
yang telah dihias.
-
Diusahakan ada pohon enau yang seakan
akan berada di hutan.
-
Pada dinding digantungkan
kelompok-kelompok gambar dari pohon enau dengan bermacam-macam hasil yang
diperoleh.
-
Peta yang menunjukkan letak pohon enau.
-
Grafik penduduk dengan penduduk yang
memakan sagu, jagung dan sebagainya.
-
Buku-buku proyek yang diletakkan di atas
meja.
-
Hiasan pada seluruh ruangan yang
bernuansa alami.
Sebelum pameran digelar, murid membuat
surat sendiri untuk diantar kepada keluarga dan guru. Serta mereka juga sebagai
penyaji makanan kepada tamu. Guru juga berperan sebagai tamu dan bercerita
dengan orangtua. Sebelum digelar, guru memberi sambutan berupa pengantar
pendidikan.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan
pembelajaran di sekolah adalah tolak ukur sejauh mana pendidikan dikatakan
berhasil atau tidak. Proses pembelajaran di sekolah berkaitan dengan ilmu
mendidik (pedagogik) dimana guru dituntut menguasai metode mengajar tersebut.
Salah satu bagian dalam ilmu pendidik adalah pengajaran proyek. Pengajaran proyek
adalah suatu pengajaran atau suatu cara guru menjadikan pengajaran agar murid mengolahnya
sendiri, yakni murid dibangkitkan semangatnya untuk akti, bekerja sendiri, dan
berkelompok, menyelidiki, memikirkan dan sebagainya. Pada proses pelaksanaan
pengajaran proyek tergantung bagaimana guru mengelola pelaksanaanya dengan
skema yang sudah ditentukan.
B. Saran
Diharapkan dengan
diterapkannya pengajaran proyek di sekolah oleh guru yang professional, siswa
bisa mendapat pendidikan yang sebenarnya yang bisa berdampak pada perbaikan
kualitas pendidikan dimasa yang akan datang. Diharapkan juga dalam makalah ini selain
dijadikan bahan pengajaran, pembaca juga bisa mengembangkan proses pengajaran
proyek yang lebih menarik dan evisien.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Soejono Ag. 1954. Aliran Baru dalam Pendidikan dan
Pengajaran. Solo. Harapan Masa.
0 Response to "Pengajaran Proyek dalam Ilmu Pedagogik"
Post a Comment