

TUGAS INDIVIDU
(SOAL JAWAB PENGAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR)
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas individu dalam
Mata
Kuliah:Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
DosenPembina
: Dr. Rohana. M.Pd
A.MUH.ALI
NIM. 14B14031
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
Soal
1.
Bagaimana cara mengajarkan ke empat aspek keterampilan bahasa di sekolah
dasar ?
2.
Bagaimana cara pemerolehan bahasa ?
3.
Bagaimana cara mengajarkan fonetik pada anak sekolah dasar?
4.
Bagaimana cara mengajarkan puisi, prosa dan drama pada anak sekolah dasar
?
5.
Bagaimana cara mengajarkan penullisan karangan di sekolah dasar ?
6.
Bagaimana cara mengajarkan kalimat aktif dan kalimat pasif di sekolah
dasar ?.
7.
Bagaimana cara mengajarkan tanda baca di sekolah dasar ?
Jawaban
1.
Cara mengajarkan keterampilan bahasa
Ø
Menyimak
Menyimak memerlukan fokus
dan konsentrasi yang tinggi, siswa terkadang tidak bisa mempelajari atau bahkan
kurang bisa menyimak penjelasan atau materi dari guru, olehnya metode yang
tepat adalah dengan menjadikan materi pelajaran tersebut menarik tentunya bisa
menggunakan media audio visual. Kreatifitas guru juga diperlukan pada saat
menyampaikan pesan, baik dari intonasi suara, gerak mimik, gestur dan
sebagainya.
Ø
Membaca
Mengajarkan keterampilan
membaca dapat dilakukan dengan cara :
Bagi kelas awal memberikan
bentuk bacaan berupa suku kata, setelah mahir diganti dengan kata, sampai siswa
mampu membaca kalimat. Siswa juga diberika stimulus berupa bacaan yang menarik
sesuai tingkatan imajinasinya seperti cerita dongeng, komik dan sebagainya agar
siswa terbiasa membaca. Dikelas tinggi siswa dilatih membaca, agar mudah
menangkap pesan dari bacaan buku yang banyak
Ø
Berbicara
Untuk siswa kelas awal,
siswa dilatih berbicara didepan kelas baik dalam bentuk menyanyi, cerita
keluarga, cita-cita dan sebagainya. Setelah dikelas tinggi diberikan
pengetahuan kosa kata untuk memperkaya pembendaharaan kata. Siswa juga dilataih
untuk berbicara dengan orang lain tentunya dengan bahasa yang santun.
Ø
Menulis
Untuk kelas awal siswa
diberikan media berupa titik-titik huruf yang menarik untuk dilanjutkan menjadi
sebuah huruf. Setelah mahir siswa dilatih menulis dengan tulisan indah. Untuk
kelas tinggi siswa bisa diberi tugas untuk menulis pengalaman atau peristiwa
yang dialaminya.
2.
Cara pemerolan bahasa
Anak memperoleh bahasa sejak berada dalam
kandungan ibunya. Stimulus yang diberikan ibunya berupa gerakan, sentuhan dan
suara baik berupa musik, dan suara lain dapat memberikan respon pada otak anak.
Pemerolehan bahasa anak terbagi menjadi beberapa tahap diantaranya :
Pemerolehan Bahasa Pertama
Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa lisan atau
manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada
pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu
mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa
tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa.
Ada dua pengertian mengenai pemerolehan bahasa.Pertama, pemerolehan bahasa
mempunyai permulaan yang mendadak, tiba-tiba. Kedua, pemerolehan bahasa
memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi
motorik, sosial, dan kognitif pralinguistik. Perkembangan pemerolehan bahasa
anak dapat dibagi atas tiga bagian penting yaitu (a) perkembangan prasekolah
(b) perkembangan ujaran kombinatori, dan (c) perkembangan masa sekolah.
Perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak pada masa prasekolah dapat dibagi
lagi atas perkembangan pralinguistik, tahap satu kata dan ujaran kombinasi
permulaan.
Pemerolehan Bahasa Kedua
Pemerolehan bahasa merupakan proses bawah sadar. Para pemeroleh bahasa
tidak selalu sadar akan kenyataan bahwa mereka memakai bahasa untuk
berkomunikasi. Kedua, untuk mengembangkan kompetensi dalam bahasa kedua dapat
dilakukan dengan belajar bahasa. Orang-orang dewasa juga dapat memanfaatkan
sarana pemerolehan bahasa alamiah yang sama seperti yang dipakai anak-anak.
Pemerolehan merupakan suatu proses yang amat kuat pada orang dewasa.
Tahap
Pemerolehan Bahasa
a. Kurang dari 1 tahun
·
Belum dapat
mengucapkan kata-kata,
·
Belum menggunakan bahasa
dalam arti yang sebenarnya
·
Dapat membedakan
beberapa ucapan orang dewasa.
b. 1 tahun
·
Mulai mengoceh
·
Bermain dengan bunyi
(bermain dengan jari-jari tangan dan kakinya)
·
Perkembangan pada
tahap ini disebut pralinguistik. (Gleason, 1985: 2)
·
Ketika bayi dapat
mengucapkan beberapa kata, mereka memiliki ciri-ciri
c. 2 tahun
·
Mengetahui kurang
lebih memiliki 50 kata.
·
Kebanyakan mulai
mencapai kombinasi dua kata yang dikombinasikan dalam
·
ucapan-ucapan pendek
tanpa kata penunjuk, kata depan atau bentuk lain yang seharusnya digunakan.
·
Mulai mengenal
berbagai makna kata tetapi tidak dapat menggunakan bentuk bahasa
·
yang menunjukkan
jumlah, jenis kelamin, dan waktu terjadinya peristiwa.
·
Mulai dapat membuat
kalimat-kalimat pendek.
d. Taman Kanak-kanak
·
Memiliki dan memahami
sejumlah besar kosa kata,
·
Mampu membuat
pertanyaan-pertanyaan, kalimat majemuk dan berbagai bentuk kalimat,
·
Dapat berbicara dengan
sopan dengan orang tua dan guru.
e. Sekolah Dasar
·
Peningkatan
perkembangan bahasa, dari bahasa lisan ke bahasa tulis,
·
Peningkatan
perkembangan penggunaan bahasa.
3. Cara mengajarkan fonetik pada anak
Mengajarkan fonetik kepada anak
Fonetik adalah bagian ilmu dalam
linguistik yang mempelajari bunyi yang diproduksi oleh manusia. Di sisi lain
fonologi adalah ilmu yang berdasarkan fonetik dan mempelajari sistem fonetika. Fonologi berbeda dengan
fonetik. Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa
direalisasikan atau dilafazkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh
manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa. Terdiri dari,
huruf vokal, konsonan, diftong (vokal yang ditulis rangkap), dan kluster
(konsonan yang ditulis rangkap). Cara yang menarik untuk mengajarkan tekhnik
fonetik khususnya pelafalan huruf dikelas rendah adalah dengan menayangkan
animasi video audio visual yang mampu menjelaskan pelafalan huruf tersebut.
Untuk permulaan anak hanya dilatih
menyebut huruf vokal seperti a,i,u,e,o,e’. Dengan penekanan intonasi yang kuat
dari guru dan dengan bantuan media ajar berupa gambar huruf. Setelah itu
diajarkan huruf konsonan. Dan secara bertahap diajarkan gabungan huruf dan
kata.
4. Cara mengajarkan puisi, prosa dan drama pada
anak
-
Cara mengajarkan
puisi
Untuk
mengajarkan cara membuat puisi pada siswa khususnya kelas tinggi, diberikan tema
yang sederhana misalnya tema “alam” , diarahkan untuk membuat kalimat
sederhana. pada dasarnya membuat puisi membutuhkan imajinasi dan estetika yang
dalam, sehingga diperlukan inovasi guru untuk memberikan penguatan unsur
estetika pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berikut hal-hal yang perlu
diperhatikan untuk mengajarkan puisi pada siswa.
a. Suasana yang
Kondusif, dimana siswa dibawa kepada suasana yang sesuai imajinasi dan alam
siswa.
b.
Partisipasi Langsung Untuk Mengawali
Penulisan Puisi, misalnya siswa menyumbangkan kata untuk bait puisi.
c.
Penggubahan Kembali (Re-komposisi)
d. Intensifikasi atau pemadatan bait-bait puisi dan terakhir
e.
Pemberian Judul Puisi,
-
Cara mengajarkan prosa
Pengajarkan prosa dengan demikian berarti
mengajarkan bagaimana para siswa melihat permaslahan kehidupan kemudian
dengan imajinasi dan kreatifitas mereka bisa mencarikan pemecahannya.
Pengajaran prosa, dalam hal ini cerpen maupun novel selalu terkait dengan
pengajaran unsur-unsur intrinsik karya sastra itu sendiri. Yang pertama terkait
dengan pembicaraan tokoh cerita sedang yang kedua terkait dengan plot atau
jalan cerita. Plot berdasarkan urutan waktunya atau kronologisnya, plot terbagi
menjadi tiga, yaitu progresif (plot maju), regresif plot mundur dan plot
flashback. Mengajarkan ketiga jenis plot tersebut agar menarik, tentu harus
melibatkan kreativitas mereka. Model eksplorasi bisa kita terapkan, untuk
mengajarkan jenis-jenis plot agar menyenangkan. Berikut penjelasannya :
Pertama, anak kita suruh melihat sebuah film
atau sinetron, atau menyimak cerita dari seseorang setelah itu mencermati
ceritanya. Untuk menangkap pesan yang bisa dipetik. Setelah mereka mampu
menemukan beberapa peristiwa yang ada di dalam sebuah kehidupan (kehidupan
sebuah film) maka mereka kita minta untuk memberi nomor peristiwa itu sesuai
urutannya. (misal, meninggal tentunya lebih kemudian jika dibanding dengan
hidup. Peristiwa di pagi hari tentunya lebih awal jika dibanding dengan
peritiswa di siang hari.
-
Cara mengajarkan
drama
Drama
merupaka pembelajaran menarik bagi siswa jika dilakukan sesuai tuntutannya.
Dalam mengajarkan drama, siswa harus mengetahui unsur-unsur yang ada pada drama
tentunya dimulai dari pemberian materi dari guru. Setelah siswa dirasa paham,
guru menyiapkan judul dan alur cerita untuk kemudian dipelajari. Cerita drama
tersebut semestinya menarik dan sesuai dengan imajinasi siswa dan lebih menarik
jika alur ceritanya sesuai dengan karakter yang dia suka misalnya “upin-ipin”.
Setelah itu, diberi waktu beberapa hari untuk menghafal, mencerna dan
menghayati peran dari tokoh yang diberikan. Agar siswa lebih termotifasi
dibentuk beberapa kelompok sebagai ajang kompetisi.
5. Cara mengajarkan penulisan karangan di sekolah
Menulis karangan adalah hal yang menarik bagi
siswa jika sesuai dengan tema yang diberikan. Sebelum siswa dilatih menulis
karangan, guru memberi penguatan penguasaan kosa kata baik yang dibaca dari
buku atau sejenisnya. Setelah itu melatih siswa memberi judul karangan yang
menarik yang sesuai dengan kehidupan kontekstualnya. Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengajari pembuatan karangan adalah penempatan kalimat dan
paragraf yang benar. Olehnya diberi juga pedoman dasar agar karangannya bisa
terlihat rapi. Setelah siswa memahami prosedurnya, barulah siswa diajak ke
kondisi yang tenang untuk bisa membuat karangan yang berkualitas.
6. Cara mengajarkan kalimat aktif dan kalimat
pasif di sekolah dasar.
Kalimat memiliki unsur tersendiri dalam
pembuatannya, biasa di singkat S.P.O.K. atau subjek, predikat, objek dan
keterangan. Kalimat berdasarkan pengucapannya terbagi atas kalimat aktif dan
kalimat pasif yang merupakan materi pokok dalam pembalajaran bahasa Indonesia
di SD. Untuk mengajarkan pola kalimat aktif, terlebih dahulu siswa harus
diberikan penjelasan dan pemahaman seputar unsur kalimat. Setelah itu
diajakrkan pola kalimat aktif dan pasif.
Siswa tidak akan mengerti jika tidak diberi
dengan contoh , maka guru memberi contoh yang tentunya dengan menggunakan kalimat
yang sederhana misalnya “ Budi membaca buku” ini disebut kalimat aktif dan akan
menjadi pasif jika “buku dibaca Budi”. Setelah memberikan contoh, guru
memberikan materi ciri-ciri dan jenis dalam membuat kalimat aktif dan kalimat
pasif disertai dengan contoh kalimat yang sederhana .
Adapun ciri dan jenisnya sebagai berikut :
Setiap kalimat
memiliki ciri-ciri nya sendiri sesuai jenis kalimat tersebut. Dalam hal ini
kalimat aktif dan pasif juga memiliki ciri-cirinya sendiri. Berikut ciri-ciri
kalimat aktif dan kalimat pasif :
1.
Ciri – ciri kalimat
aktif
a.
Subjek kalimat ini
melakukan tindakan langsung terhadap objeknya.
b.
Predikatnya selalu
diawali dengan imbuhan me- atau ber-.
c.
Memiliki pola S P O K,
S P O atau S P K.
2.
Ciri-ciri kalimat
pasif
a.
Subjeknya dikenai
tindakan oleh objek.
b.
Kata kerjanya selalu
berimbuhan di-, ke - an atau ter-.
c.
Biasanya diikuti
dengan kata oleh, dan dengan.
Jenis-jenis Kalimat Aktif dan Kalimat
Pasif.
Jenis kalimat terbagi berdasarkan
objeknya yang teridir atas kalimat aktif dan kalimat pasif . Berikut pembagian
kalimat aktif dan kalimat pasif:
1.
Kalimat aktif. Kalimat
aktif terbagi atas berbagai bahagian, yakni :
a.
Kalimat aktif transitif
b.
Kalimat Aktif Intransitif
c.
Kalimat Aktif Ekatransitif
d.
Kalimat Aktif Dwitransitif
2.
Kalimat pasif. Kalimat
pasif terbagi menjadi dua bagian, yakni:
a. Kalimat
Pasif Tindakan.
b. Kalimat pasif Keadaan.
7. cara
mengajarkan tanda baca pada anak.
Tanda baca sangat penting untuk
mengatahui batas kalimat, makna kalimat atau tujuan bahasa tersebut. Biasnya
untuk anak sekolah dasar tanda baca yang diajarkan adalah tanda titik (.) tanda
koma (,) tanda tanya (?) tanda seru (!) tanda penguhung (-) dan tanda yang umum
dipakai dalam bahasa formal. Untuk mengajarkan tanda baca di kelas awal bisa
diberi media gambar dan tulisan dibawahnya. Untuk kelas tinggi tanda baca
diajarkan tidak hanya bentuknya tetapi juga fungsinya baik dalam kalimat,
paragraf atau yang lainnya. Cara lain mengajarkan tanda baca adalah guru
menyediakan format bacaan dimana dalam bacaan itu tidak terdapat tanda baca,
maka siswa dilatih mencermati makna kalimat demi kalimat untuk menempatkan
tanda baca sesuai dengan tempatnya.
Cara
lain juga bisa diterapkan dengan siswa diminta mencari koran bekas di rumah,
kemudian siswa mengidentifikasi tanda baca yang terdapat dalam koran tersebut
dan menjelaskan kenapa tanda baca itu terletak pada setiap baris bacaan.
0 Response to "pengajaranbahasa indonesia di sd"
Post a Comment